Jumat, 02 Desember 2016

Poetry (10)






Makna dalam Diam

Ketika Aku terluka dengan keadaan
Ketika Tatapan itu tidak lagi menghampiri
Ketika Tanganmu bukan tanganku yang kau genggam
Ketika Aku tak pantas dalam purnama Rindu

Maka cukup Diam dan Do'a menjadi senjata andalan
Berharap suatu saat melupakanmu bukanlah mimpi belaka
Beharap suatu saat berhadapan dengan mu bukanlah sebuah ujian
Berharap segala yang pernah kukenang  terbakar sirna

Aku salah, bersalah atas segala
Tapi keadaan tanpa kabar inikah yang kita harapkan ?
Seolah sandiwara sedang dimainkan
oleh pemeran utama aku seorang

Dipenghujung hari, kau selalu aku rindui
Seakan bintang yang selalu menemani kehampaan diri
Aku ingin kembali
Hanya untuk mengetahui

Akankah mampu kulawan gravitasi
Dan terbang bersama sang mentari
Melewati hamparan dua kasih
Hingga menggapai ujung pelangi

Yang aku sesalkan
Mereka tidak disana saat itu terjadi
Tapi mengapa mereka bercerita seakan mereka tahu segalanya ?
Seolah kebenaran mutlak dinyanyikan nya

Malam ini
Biarlah Hening yang seharusnya tetap hening
Agar tenang hati menangisi kesahnya diri
Menjeput fajar tuk lagi ditata

Aku harus sadar
Dia selalu menghindar karena tak ada lagi perasaan
Aku tak boleh memaksakan
Harus akulah yang pergi dan menerima kenyataan

Siapa aku untuk mengerti aku ?
Siapa Kamu tuk mengerti aku ?
Diam tanpa suara, diam tanpa cinta
Semoga pudar dalam keabadian

2 komentar


EmoticonEmoticon